Ada 111 TKA, Tidak Ada Asal China

H Wildan (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di NTB diduga cukup banyak. Namun, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, jumlah TKA hanyalah 111 orang.

Dari 111 orang tersebut, tidak ada satu orang pun yang berasal dari China. “Jumlah TKA yang bekerja di NTB sampai Desember 2016 ada 111 orang, gak ada yang dari China,” ungkap Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, H Wildan   kepada Radar Lombok, Minggu  kemarin (8/1).

Sebanyak 111 TKA tersebut, berasal dari Australia 18 orang, Amerika 4 orang, Jepang 2 orang, Jerman 9 orang, Italia 6 orang, Inggris 10 orang, Kanada 4 orang, Prancis 13 orang, Prance 8 orang, Selandia Baru 2 orang, Belanda 6 orang.

Kemudian Austria, Netherlands, Finlandia, Rusia, Russsian Federation, Ukraina, Polandia, Argentina, Slovakia, Norwegia, Switzerland, Republik Korea, Chile, Afrika Selatan,masing-masing 1 orang. Selanjutnya Belgia 3 orang, Korea Selatan 3 orang, Spanyol 4 orang, Hungaria 2 orang dan Swedia 3 orang.

Baca Juga :  Dua Sekolah Favorit di Kota Mataram Masih Pakai KTSP

[postingan number=3 tag=”tka”]

Menurut Wildan, sebanyak 111 TKA tersebut resmi dan bekerja di berbagai sektor. Ada yang bekerja di pertambangan, pariwisata, perindustrian dan lain sebagainya. “Kalau di luar itu, berarti mereka bekerja disini secara ilegal,” katanya.

Belum lama ini, Imigrasi melakukan sidak di Labuhan Haji, Lombok Timur. Ditemukan ada 12  orang warga China yang bekerja untuk pengerukan dermaga Labuhan Haji. Diduga, mereka melanggar izin bekerja dan saat ini tengah diproses oleh Imigrasi.

Anggota Komisi V DPRD NTB, Hj Suryahartin menilai, jumlah TKA di NTB sebenarnya banyak. Namun, jika yang terdata hanya 111 orang, itu artinya banyak TKA yang bekerja tidak sesuai prosedur. “Misalnya TKA yang dari China kan banyak kita dengar. Kemarin ada diketahui 12 orang di Labuhan Haji, sebelumnya juga awal tahun 2016 sempat diketahui. Berarti ini lebih banyak yang tidak kita ketahui,” ucapnya.

Baca Juga :  Iklan Rokok Diminta Dibatasi

Menurut Suryahartin, masalah TKA  di NTB bukan hal kecil. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih. Salah satu caranya, melakukan koordiansi dengan pihak-pihak terkait untuk mendata jumlah TKA yang sebenarnya bekerja di NTB.

Jangan sampai, keberadaan para TKA benar-benar membawa dampak buruk. Selain mengurangi lapangan kerja untuk masyarakat lokal, pajak yang seharusnya didapatkan daerah menjadi menguap. “Ini harus segera disisir, gak yakin saya kalau gak ada TKA dari Tiongkok. Di daerah lain juga kan banyak ketahuan, masa disini gak ada,” tandasnya. (zwr)

Komentar Anda