Dengan keuletan, kegigihan dan kesabaran, keberhasilan bisa diperoleh. Samsul membuktikannya. Usaha yang dirintis kini membuahkan hasil.
Ahmad Yani — Mataram
Ditemui di sebuah rumah berlantai dua dan berukuran besar yang terletak di Pejarakan, Ampenan Kota Mataram, Samsul nampak sedang santai. Ia sedang mengamati sejumlah karyawan bekerja.
Bangunan dua lantai dan berukuran besar itu juga difungsikan sebagai lokasi usahanya. Lantai dua dipergunakan sebagai tempat tinggal. Di lantai satu, ada mesin fotocopy, alat tulis dan lainnya. Bangunan ditempati Samsul itu hasil kerja keras selama ini.
Samsul memiliki beberapa unit usaha yakni percetakan, counter pulsa, penjualan alat tulis kantor dan fotocopy, kios sembako dan lainnya. ''Karyawan saya ada 6 orang" katanya, kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (22/2).
[postingan number=-3 tag=”boks”]
Apa yang diperoleh ini tidak datang dengan sendirinya. Butuh kerja keras, pantang mundur, tidak cepat puas, ulet dan tekun, serta harus selalu sabar. Usahanya pun terus berkembang. Dengan omzet diperoleh dari semua unit usaha tersebut mencapai sekitar Rp 20 juta perbulan.
Ia menuturkan, awal usahanya dirintis hanya bermodal satu komputer. Kala itu, di tahun 2008 ia membuka usaha jasa pengetikan di Dasan Agung.
Karena kawasan Dasan Agung adalah kawasan kos – kosan mahasiswa, maka ia pun memberanikan diri membuka usaha pengetikan." Karena ada peluang saya bukan usaha pengetikan ini" tuturnya.
Pelan tapi pasti, Samsul pun mulai mengumpulkan pundi – pundi rupiah yang diperolehnya. Dia bertekad akan membuka usaha yang lebih besar lagi.
Samsul berasal dari keluarga miskin. Ayahnya saat itu hanya bekerja sebagai kusir cidomo. Samsul pun hanya mengenyam bangku sekolah hingga SMP. Meski begitu,ia tidak berkecil hati dan patah semangat.
Modal yang dikumpulkan dari jasa pengetikan itu lalu dijadikan modal usaha fotocopy dan penjualan ATK. Sudah pasti pasang surut dalam mengembangkan usaha sudah dialami. Untung dan rugi dua hal tidak bisa dipisahkan. Bahkan, ditipu mitra pun sudah beberapa kali dialami dengan kerugian puluhan juta rupiah. Namun itu tidak membuatnya kapok dan jera. Itu dianggap sebagai bumbu – bumbu dalam berusaha atau berbisnis. " Kalaupun ditipu, ambil hikmahnya dan jadi pembelajaran," ujar mengingatkan.
Usaha awal hanya bermodal satu komputer, terus berkembang pesat. Tak hanya puas sampai disitu. Dengan modal tabungan dan pinjaman, ia pun merambah usaha lainnya yakni percetakan, penjualan pulsa, kios sembako dan unit usaha lainnya. Dengan tekad, keuletan dan kesabaran untuk mengangkat derajat kehidupan keluarganya, berbagai rintangan dan hambatan tak dihiraukannya.
Ia pun kini sudah menikmati hasil dari kerja keras dan keuletannya. Dengan jerih payah ia pun bisa membahagiakan orangtuanya. " Orang tua menjadi semangat dan motivasi saya," imbuhnya.
Bagi Samsul yang hanya mengenyam pendidikan SMP, sangat sulit bagi memperoleh lapangan pekerjaan. Namun itu semua menjadi spirit dan semangat bagi dirinya berwiraswasta. " Mau tidak mau kita harus survive" ungkapnya.
Itu tidak lantas membuatnya berputus asa. Menurutnya, kesuksesan tidak hanya milik mereka mengenyam pendidikan hingga kuliah. Semua punya peluang untuk sukses. Asalkan, kerja keras, tekun dan ulet. Samsul pun sudah membuktikan hal tersebut.
Bahkan, ia sudah mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurutnya, banyak peluang usaha bisa dikembangkan dan ditekuni anak muda di sekitar tempat tinggalnya. Asalkan, ada kemauan dan keuletan untuk berubah. Tak melulu harus mencari pekerjaan. Pola pikir tersebut harus mulai diubah. Namun, saatnya anak muda harus menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lainnya.
Ia mengaku, baginya kebahagian orang tua adalah sesuatu hal tidak bisa ditawar lagi. Sebab itu, kemajuan usaha dirintis tidak terlepas dari doa orang tua. ''Salah satu kunci sukses bahagiakan orang tua," pungkasnya.(*)