SELONG – Gubernur NTB TGH Zainul Majdi mengunjungi korban banjir bandang Sambelia, Senin kemarin (13/2).
Bersama sejumlah SKPD terkait setibanya di lokasi, gebernur langsung mengecek sejumlah kerusakan yang disebabkan karena banjir. Diantaranya melihat jembatan Panjuraman yang terputur, kemudian mengecek rumah warga yang rusak. Selanjuntya mengunjungi warga yang berada di lokasi pengungsian.
Akibat terputusnya jembatan menyebabkan sejumlah desa terisolir seperti Desa Sambelia, Dara Kunci, Dadap, Labuan Panda, Desa Belanting dan beberapa desa lainnya. Sedangkan jembatan Panjuraman yang terputus kini sudah mulai dilakukan perbaikan. Terlihat tim gabungan dari Tagana, BPBD, kepolisian dan TNI mulai mengerjakan jembatan itu. Selain itu, mereka juga menyiapkan jembatan sementara dengan menggunakan kayu untuk mempermudah akses warga. Namun untuk kendaraan yang akan melintas dari Sambelia ke Belanting untuk sementara ini masih belum bisa.
[postingan number=5 tag=”banjir”]
Setelah meninjau lokasi jembatan ambruk di desa Sambelia, gubernur kemudian bergerak melihat jembatan lainnya yang terputus di Desa Dara Kunci. Setelah itu, gubernur meninjau sejumlah warga yang masih mengungsi di kantor desa Dara Kunci yang dijadikan sebagai posko pengungsian. Di lokasi itu, gubernur memeriksa sejumlah fasilitas yang disiapkan untuk warga Setelah itu gubernur menyempatkan diri bercengkaram dengan para pengungsi.
Gubernur TGH Zainul Majdi sempat menyoal terkait kondisi lahan pemerintah yang digarap masyarakat yang kini sudah mulai gundul. Lahan hutan di sekitar kawasan Sambelia, berdasarkan informasi yang diterima kebanyakan digarap warga pendatang. Seperti dari Lombok Tengah, Mataram bahkan Sumbawa. ‘’ Tanah negara yang digarap oleh masyarakat sudah mulai gundul,” sesalnya.
Terkait dengan bantuan, ia mengaku sejauh ini tetap berjalan. Berbagai jenis bantuan mulai dari makanan, dan kebutuhan lainnya sudah mulai disalurkan sejak bencanabBanjir menerjang wilayah itu. Begitu juga dengan warga yang sebelumnya diungsikan. Dari ratusan warga dari berbagai dusun sebagian sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun ada sebagian warga masih memilih untuk mengungsi seperti warga Dara Kunci. ‘’ Sebenarnya beberapa warga di empat dusun yang sempat terisolir tidak seperti itu. Karena jalan yang terputus sudah bisa dilewati. Jadi tidak ada yang betul-betul terisolir. Memang masih terjadi kedaruratan,” sebut dia.
Selain itu, pihaknya segera akan melakukan , perbaikan terhadap jembatan yang putus. Salah satunya jembatan Panjuraman. Perbaikan jembatan ini kata dia telah mulai dikerjakan. Diupayakan dalam dua tiga hari kedepan pengerjaanya sudah bisa selesai dilakukan.‘’ Jalan ini sepenuhnya dibenahi oleh provinsi. Sebelumnya kondisi jalan ini sangat bagus, namun mengalami kerusakan karena diterjang banjir. Karena itu kembali akan dilakukan perbaikan,” terangnya.
Saat ini pemerintah akan mengupayakan, bagaimana jalan dan jembatan yang rusak itu bisa segera kembali difungsikan warga. Proses perbaikan itu sendiri, beriringan dengan disiapkan anggaran.‘’ Sambil menyiapkan anggaran untuk mengembalikan seperti kualitas semula,” sebutnya.
Banjir bandang yang terjadi di Sambelia ini bukan kali ini saja. Bahkan sebelumnya banjir serupa juga pernah terjadi dan lebih parah dari saat ini. Banjir di Sambelia kata dia, sudah menjadi siklus empat tahunan.
Bagi gubernur musibah yang berulang terjadi ini disebabkan karena kondisi hutan di sekitar Sambelia sudah mulai gundul. Ini disebabkan karena ulah warga yang melakukan pembalakan hutan secara liar. ‘’ Makanya perlu kita tertibkan. Penertiban disampingnya juga ada penegakkan hukum. Saya berharap ketika ada penegakkan kita harus mendukung semua. Jangan sampai pemerintah dianggap semana-mena,” tegas gubernur.
Jika kondisi hutan dibiarkan terus digundul jelas yang akan dirugikan masyarakat banyak. Buktinya seperti yang terjadi saat ini. Akibat banjir, menyebabkan berbagai fasilitas mengalami kerusakan. Bahkan masyarakat juga terkan imbas dari kejadian ini. ‘’ Mana hak kita, itu kita pakai. Kalau bukan hak kita jangan kita ambil, prinsip hidup harus seperti itu. Jangan sampai tanah yang berfungsi untuk menyerap air kita buka dan kita gunduli. Akhirnya semua kena, kasian masyarakat yang lain,” imbau gubernur.
Bencana yang terjadi itu tentu bukan datang dengan sendirinya. Melainkan itu disebabkan karena ulah masyarakat yang merusak lingkungan. Buktinya kondisi hutan di wilayah Sambelia ini kini sudah terkikis karena digarap warga ‘’ Bencana karena kita merusak lingkungan. Tapi karena hutan habis, kasihan masyarakat yang ada dibawahnya,” sebut Majdi.
Di kesempatan itu, gubenur juga mengigatkan masyarakat agar mematahui peraturan yang ada. Artinya masyarakat yang menggarap lahan hutan di Sambelia ini harus mematuhi aturan berlaku. Menyikapi ini, pihaknya segera akan memerintahkan dinas terkait turun ke kawasan hutan Sambelia untuk mengecek dan memastikan apakah lahan yang digarap warga ini sesuai dengan aturan yang ada.
Hal sama juga dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, bantuan logistik untuk warga di beberapa desa yang terisolir telah mulai disalurkan. Namun untuk beberapa desa dari empat titik yang paling terkena dampak banjir bandang ini segera juga akan distribusikan.
Warga yang mengungsi sebagian sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Kini kondisi paska banjar sudah mulai kondusif. Para warga di empat desa yang terisilor sudah mulai beraktivitas. Sementara kerusakan jembatan akibat diterjang banjir sudah mulai dilakukan perbaikan.
Sementara itu Camat Sambelia Bukhari mengatakan sebagai antisipasi bencana banjir susulan, tim siaga bencana membangun bronjongan di dekat jembatan. Dengan tujuan agar jembatan dapat dilewati oleh kendaraan. Selain itu petugas juga melakukan normalisasi sungai. ‘’ Dropan bantuan makanan juga sudah dibagikan keseluruh desa yang terdampak terutama desa-desa yang terisolir,” terang dia.
Akibat banjir bandang ini, ada sekitar 11 desa di Kecamatan Sambalia yang terkena dampak banjir. Akibatnya sembilan unit rumah hanyut terseret arus serta 35 unit rumah mengalami kerusakan berat. ‘’ Selain itu tiga unit jembatan provinsi dan lima unit jembatan kabupaten yang menghubungkan desa juga ikut terputus. Banjir juga merusak jalan. Serta ratusan hektare lahan pertanian padi dan jagung,” tutupnya. (lie)