Beli Gabah Petani, Bulog Libatkan Satker dan Mitra

PANEN PADI: Sebagian besar para petani di NTB kini telah mulai memanen tanaman padinya di sawah. Tampak petani di Lombok sedang panen padi (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Provinsi NTB berupaya memaksimalkan serapan gabah petani yang kini mengalami harga masih tergolong tinggi diatas ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Satuan Tugas (Satgas) dan mitra pun dikerahkan untuk membantu mempercepat serapan pembelian gabah petani.

Kepala Perum Bulog Divre Provinsi NTB, H. Achmad Ma’mun  mengatakan bawah pihaknya saat ini telah menugaskan pembelian serapan gabah petani melalui tiga unit satuan kerja (satker) dan dua mitra kerja pengadaan.

“Sekarang kami sudah mulai konsetrasi pengadaan dengan melibatkan tiga unit Satker dan dua perusahaan mitra kerja ,” kata Achmad Ma’mun, Selasa kemarin (21/2).

Ma’mun menyebut hingga data per 21 Februari 2017, Perum Bulog Divre NTB baru menyerap sebanyak 60 ton setara beras dari total kontrak sebanyak 200 ton dari 3 unit Satker dan 2 mita kerja pengadaan. Pengadaan beras sebanyak 60 ton tersebut baru terserap di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 30 ton dan Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 30 ton.

[postingan number=3 tag=”bulog”]

Baca Juga :  Disdag Awasi Limbah Migor Bekas Hotel

“Serapan pembelian di petani itu masih terkendala harga yang masih bertahan dikisaran Rp4000/kg untuk gabah kering panen (GKP) dari ketentuan HPP Rp3.750/kg GKP,” kata Ma’mun.

Kendati harga masih diatas HPP, lanjut Ma’mun pihaknya tetap secara maksimal turun ke lapangan untuk menyerap pembelian gabah petani bersama 3 unit Satker dan 2 mitra kerja yang sudah melakukan penandatanganan kesepakatan untuk menyerap gabah petani untuk tahap pertama ini.

Sebelumnya, Perum Bulog Divre NTB juga akan menjalin kerjasama dengan gabungan kelompok tani  (Gapoktan) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk pembelian gabah petani. Perusahaan Umum Bulog selaku badan usaha milik negara (BUMN) telah membuka ruang terbuka bagi petani untuk langsung berhubungan. Petani tidak lagi perlu menjual gabah hasil panen mereka kepada mitra Perum Bulog, melainkan petani bisa langsung menjual ke Bulog tanpa melalui perantara.

“Mulai tahun 2017 ini petani bisa langsung menjual hasil panen padi mereka kepada Bulog tanpa harus melalui perantara atau pengusaha pihak ketiga,” ujar Ma’mun.

Baca Juga :  PT AJ CAR Gelar Kick Off dan BOP di Lombok

Pemotongan mata rantai penjualan gabah petani langsung kepada Bulog sebagai salah satu terobosan untuk memperpendek rantai penjualan petani. Sehingga petani langsung mendapatkan harga sesuai dengan ketentuan yang ada. Selain harga beli gabah petani oleh Bulog juga sesuai dengan harga jual di pasaran. Bulog akan membeli gabah petani jika sesuai dan memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan oleh pemerintah dan Bulog Pusat.

Selain menjalin kemitraan dengan petani langsung melalui program Onfarm, Bulog juga menggandeng Lumbung Pangan Desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam menjalin kemitraan. Nantinya, Bulog bisa mendapatkan informasi ataupun membeli gabah hasil panen petani melalui bahkan di fasilitasi oleh Lumbung Pangan Desa yang dikelola oleh BUMDes tersebut.

“Peluang kerjasama dengan petani langsung menjual ke BUlog akan sangat membantu petani dan juga Bulog dalam merealisasikan target pengadaan beras untuk ketahanan pangan nasional. Untuk Mitra usaha Bulog tetap berjalan seperti biasanya selain langsung dengan petani,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda