BPIH 2017 Diusulkan Rp 35,7 Juta

USULAN : Pemerintah mengusulkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) senilai Rp 35,7 juta untuk ibadah haji 1438 Hijriyah untuk dibahas di DPR RI. (Dok/)

JAKARTA – Pemerintah mengusulkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) senilai Rp 35,7 juta untuk ibadah haji 1438 Hijriyah.  Anggota DPR pun sepertinya menyambut positif usulan tersebut. Mereka berjanji bisa mengetok keputusan final dari BPIH 2017 April nanti.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin  mengatakan, kenaikan BPIH yang dibebankan ke jamaah memang harus naik. Hal tersebut dikarenakan inflasi yang dan nilai tukar riyal yang terus melonjak. Apalagi, kuota haji reguler tahun ini kembali menjadi 204 ribu jiwa.

 ’’Apalagi harga avtur naik tahun ini. Itu membuat biaya pesawat yang menjadi komponen terbesar ikut naik,’’ jelasnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VIII di Jakarta Senin kemarin (13/2).
[postingan number=3 tag=”haji”]

Dalam rapat tersebut, Kementerian Agama mengusulkan BPIH senilai Rp 35,74 juta  per jamaah. Nilai tersebut naik sebanyak 3,1 persen dibanding BPIH 2016 senilai Rp 34,64 juta. Dalam usulan tersebut pemerintah membebankan penuh biaya tiket pesawat dan biaya hidup jamaah senilai Rp 30,1 juta.

Sedangkan biaya pemondokan di Makkah dan Madina memang mendapatkan potongan. Beban pemondokan Makkah yang mulanya Rp 16 juta dipotong menjadi Rp 5,3 juta. Kemudian, biaya pemondokan Madinah dipotong dari Rp 3,1 juta menjadi hanya Rp 357 ribu.

Baca Juga :  Kapal Pengeruk Labuhan Haji Masih Nganggur

 ''Harus dipahami  ini masih usulan yang menjadi tugas dari pemerintah. Untuk keputusannya ada di pihak DPR yang diputuskan dalam rapat panja (panitia kerja, Red),’’ ungkapnya.

Dia juga berharap legislatif bisa segera menyelesaikan diskusi dalam tiga minggu ke depan sehingga pemerintah bisa segera melakukan proses selanjutnya.

Namun, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid memperkirakan bahwa pembahasan di tingkat panja sendiri bakal memakan waktu lebih dari satu bulan. Hal tersebut karena pekan depan DPR bakal melalui masa reses. Padahal, rapat perdana panja bakal dilaksanakan Kamis (16/2) nanti. ‘’Selesai reses mungkin Maret nanti. Ya setidaknya, April sudah kami rampungkan dan bisa diputuskan,’’ jelasnya.

Terkait nilai BPIH yang dibebankan  kepada jamaah, dia mengapresiasi nilai yang diusulkan oleh pemerintah. Dia juga menilai bahwa kenaikan biaya haji memang tak terelakkan dalam kondisi ekonomi saat ini. Namun, dia mengaku masih ada beberapa komponen yang bisa diubah untuk menjadi lebih baik. ''Secara nilai total kami sudah setuju. Namun, ada beberapa yang harus diubah agar jamaah bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik,’’ jelasnya.

Salah satu yang diperhatikan adalah biaya hidup bagi jamaah. Biaya yang biasa dikembalikan sebagai uang saku jamaah tersebut memang dianggarkan turun dari SAR 1.500  (Rp 5,6 juta) menjadi SAR 1.000 (Rp 3,5 juta). Dia menerangkan bahwa DPR juga bakal memanggil Pertamina agar bisa memberikan avtur harga khusus untuk menekan komponen biaya tiket. ’’Kami juga merasa ada harga konsumsi yang terlalu mahal. Misalnya, konsumsi di Armina yang meningkat dari SAR 225 per jamaah menjadi SAR 340 tahun ini. Hal ini akan kami teliti sehingga meski harga totalnya sama tapi biaya hidup disana kembali seperti semula’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Kuota Haji Dompu 2017 Turun

Sementara itu, Pengamat Haji Dadi Darmadi menanggapi usulan pemerintah memang terkesan konservatif. Mereka lebih memilih untuk menurunkan atau setidaknya menekan kenaikan BPIH yang dibebankan kepada jamaah. Hal tersebut diakui memang menjadi jurus ampuh yang menyenangkan baik legislatif ataupun masyarakat.

Namun, lanjut dia, pemerintah harusnya memperhatikan sisi lain dari pelayanan ibadah haji. Menurutnya, jamaah haji masuk dalam kategori orang mampu sehingga besaran biaya haji bukan menjadi perhatian nomor satu mereka. Namun, pelayanan yang mereka dapatkan justru dinilai lebih berarti. ’’Jamaah haji bisa memahami jika ada kenaikan ada biaya yang mahal. Asal, memang hotel yang ditinggali bagus dan dekat dengan tempat ibadah. Atau bus yang mereka naiki nyaman,’’ ungkapnya. (bil)

Komentar Anda