Gara-gara Jalan, Kades Batulayar Protes Bupati

JALAN : Kelanjutan pembangunan ruas jalan Melase-Penanggak-Bengkaung perlu disegerakan. (IST FOR RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG-Kepala Desa Batulayar HM. Nur Taufiq memprotes Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid karena kelanjutan pembangunan ruas jalan Melase-Penanggak-Bengkaung tidak masuk dalam program pengerjaan jalan hotmix di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Lobar Tahun 2017.

Padahal diterangkan Taufiq, ruas jalan kabupaten tersebut sudah masuk perankingan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) 2016, tetapi tidak dikerjakan 2016 karena alasan pemotongan anggaran dari pusat. Saat itu dimaklumi karena memang faktanya seperti itu. Kemudian dimasukkan lagi dalam usulan Musrenbang 2017. Bahkan Fauzan sendiri lanjut Taufiq sudah berjanji langsung ke dirinya untuk dikerjakan pada 2017. Tetapi juga tidak ada programnya pada 2017. “Saya ngomongnya kan kayak saudara sama Pak Bupati waktu acara tahun baru. Tetapi saat dibacakan program PU pada Musrenbang pekan lalu, tidak ada diprogramkan tahun ini. Kembali kami disuruh mengajukan,” kesalnya, Minggu (19/2).

[postingan number=3 tag=”jalan”]

Ditegaskannya, jalan tersebut sudah masuk menjadi jalan kabupaten karena menghubungkan Desa Batu Layar Barat-Desa Batu Layar-Desa Bengkaung. Kemudian akses jalan tersebut menuju empat dusun terisolir di Desa Batu Layar yakni Dusun Apit Aiq, Paok Lomboq, Penanggak dan Penanggak Timur. Empat dusun tersebut berada di atas gunung. Akses air bersih di sana nyaris tidak ada. Sumur bor pun tidak bisa. Sehingga saat musim kemarau datang, warga kesulitan air bersih.

Baca Juga :  Layanan Mudik, Lima Pos Disiapkan

Sementara mobil air Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang hendak menuju lokasi tidak bisa karena jalan tanahnya tidak bisa dilalui. Terpaksa warga menempuh jalan 5 km lebih ke Kantor Camat Batulayar mengambil air. Di empat dusun tersebut tidak ada Puskesmas Pembantu (Pustu) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Alasannya, satu desa tidak boleh lebih dari satu Pustu/Poskesdes. Sehingga dikarenakan jalan masih tidak bisa dilewati mobil, warga yang sakit atau hendak melahirkan kesulitan ditangani. Bahkan kerap kali warga melahirkan di jalan. “Makanya di kantor desa kita buatkan rumah singgah. Tiga hari perkiraan sebelum melahirkan, nginap di sana dulu. Kemudian diantarkan makanan oleh suami atau keluargannya,” ungkapnya.

Diakuinya, kondisi jalan dimaksud memang masih tampak seperti jalan setapak karena memang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, hanya motor. Namun warga kerap kali bergotong-royong membersihkan agar segera bisa diaspal. “Jadi kita harapkan segera dilanjutkan lah hotmix-nya. Jangan hanya berjanji,” harapnya.

Baca Juga :  Sajim Gerilya Raih Dukungan Parpol

Lebih lanjut diterangkanya, ruas jalan Melase-Penanggak-Bengkaung memang sudah dibangun pada akhir 2015 sekitar 2 KM dari arah Melase. Kemudian Bengkaung mendapatkan sekitar 1,5 KM. Selanjutnya akan dibangun lagi untuk mengaspal yang masih jalan tanah seperti diusulkan dalam Musrenbang dua tahun terakhir. Namun tidak dianggaran sehingga kondisi saat ini masih jalan tanah.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Lobar I Made Arthadana yang dikonfirmasi melalui pesan singkat dan telepon kemarin belum memberikan respon.

Terpisah Camat Batulayar Suparlan menegaskan, apa yang diprotes Kades Batulayar adalah kelanjutan pengerjaan. Total masih ada sekitar 3 KM yang belum diaspal di ruas jalan dimaksud. Tidak masuknya jalan yang diusulkan dalam program PU tersebut, memang dikarenakan kekurangan anggaran. Selain ada yang dianggap lebih prioritas dari Pemkab. “Tetapi tentunya persoalan ini tetap kita akan perhatikan,” ungkapnya.(zul)

Komentar Anda