Mengenal Serka Junaedy, Prajurit TNI Sekaligus Petani Sukses

PRAJURIT SEKALIGUS PETANI: Disela-sela kesibukannya sebagai tentara, Serka Junaedy memilih bertani sebagai pekerjaan sampingannya. Meroketnya harga cabai, membuat Junaedy ketimbang untung sebagai petani. (Sudirman/Radar Lombok)

Serka Junaedy adalah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan warga Lingkungan Kebon Duren Kelurahan Selagalas. Selain sebagai prajurit TNI, ia dikenal sebagai petani cabai yang sukses.

 


Sudirman-Mataram


 

Meroketnya harga cabai saat ini benar-benar menjadi berkah bagi prajurit ini. Saat ditemui di kediamannya kemarin, ia masih menggunakan seragam loreng. Ia mengaku terkadang tidak melepas pakaian TNI-nya saat ke sawah. Tidak hanya di rumah, di halaman rumahnya penuh dengan tanaman cabai.

Junaedy sudah dikenal di kalangan pedagang di pasar tradisional Kota Mataram. Laki-laki kelahiran 21 Maret 1986 ini sukses menjadi petani. Ia mengaku kesuksesannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia pun berkali-kali jatuh. Awal-awal menjadi petani, kesulitan yang dialaminya sama dengan kesulitan petani secara umum yakni sulitnya menembus akses modal. Selain itu juga ia kena gagal panen, tanamannya diserang hama, serta jatuhnya harga komoditas pertanian.

Baca Juga :  Mengenal Musanif Pemuda Pelopor Pariwisata

[postingan number=3 tag=”boks”]

Ia istiqomah menanam cabai. Menurutnya, cabai adalah salah satu tanaman yang paling sederhana namun membutuhkan keuletan dan kerja keras. “ Butuh keuletan dan kerja keras, meski lahan sempit. Untuk sukses butuh perjuangan,” katanya.

Ia juga pernah menyewa lahan luas di KLU khusus untuk tanam cabai. Sayang cabainya diserang ulat. “ Untung rugi itu biasa,” ungkapnya.

Di tengah kesibukannya menjadi anggota TNI di Bamin Bhakti TNI Koramil Gangga (KLU), ia tetap meluangkan waktunya bertani.  Setiap waktu yang luang, ia juga kerap turun ke masyarakat menggerakkan anak-anak muda untuk bertani. “ Saya sampai keliling Lombok, bahkan kalau ada rizki.  Saya sama istri sampai sewa tanah untuk tanam cabai,” akunya.

Baca Juga :  Menikmati Suasana Lebaran Topat di Lombok Barat

Ia berharap generasi muda mau mencontoh apa yang dilakukannya. “ Sebab bertani sebenarnya adalah pekerjaan mulia, persis seperti tradisi leluhur kita sejak jaman dulu,” ungkapnya.

Dengan banyaknya pengalaman, ia serius mempelajari teknik budidaya cabai, sekaligus menghitung waktu penanaman yang tepat. Ini penting agar saat panen harga cabainya tak jatuh. Ketekunannya  membuahkan hasil. Produktivitas cabai yang dia tanam tinggi.(*)

Komentar Anda