OJK Optimis Perbankan Syariah Lebih Bersinar

Yusri (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, Yusri menyebut tahun 2017 industri perbankan syariah di Provinsi NTB akan kembali lebih bersinar.

“Kalau melihat kinerja perbankan syariah di tahun 2016, maka saya optimis di tahun 2017 ini kinerja perbankan syariah di NTB cukup membaik,” kata Yusri, Kamis kemarin (19/1).

Menurut Yusri, industri keuangan syariah di Provinsi NTB berpotensi akan berkembang lebih baik di tahun 2017. Hal tersebut memiliki alasan yang cukup kuat, jika melihat kinerja industri keuangan syariah, utamanyanya perbankan syariah yang operasional di Provinsi NTB.

Ada indikator pertumbuhan yang cukup baik di tahun2016 jika dibandingkan dengan kondisi di tahun 2015. Seperti penyaluran pembiayaan/kredit perbankan syariah di tahun 2016 tumbuh mencapai 10,55 persen jika dibandingkan dengan realisasi penyaluran pembiayaan di tahun 2015 yang mencapai 5,81 persen, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 10,25 persen jika dibandingkan dengan realisasi DPK di tahun 2015 mencapai 51,5. Begitu juga dengan pertumbuhan asset di tahun 2016 mencapai 5,45 persen.

Baca Juga :  Izin Usaha OVO Finance Dicabut, OJK Beberkan Fakta

Untuk rasio kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) di perbankan syariah di Provinsi NTB terjadi penurunan jika dibandingkan tahun 2015. Hingga November 2016 rasio kredit bermasalah perbankan syariah di NTB mencapai 5,31 persen. Sementara NPF di tahun 2015 untuk perbankan syariah sebesar 6,45 persen.

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Penurunan rasio kredit bermasalah atau NPF di perbankan syariah, diakui Yusri menunjukan perbaikan kinerja yang terus memberi harapan positif. Terlebih lagi di tahun 2017 ini target pertumbuhan perbankan syariah secara nasional dan juga di Provinsi NTB adalah kisaran 19 persen.

Yusri mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan yang semakin membaik di tahun 2017 ini, tentunya perbankan syariah harus kerja ekstra, utamanya berkaitan dengan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat berbagai lapisan sebagai pengguna produk dari keuangan syariah tersebut.

Baca Juga :  STEI Hamzar Gelar Seminar Nasional

Karena persoalan yang masih dihadapi dalam pengembangan industri keuangan syariah di Provinsi NTB, lanjut Yusri adalah masih minimnya pemahaman masyarakat NTB terkait penerapan prinsip keuangan syariah. Sementara potensi pengembangan industri keuangan syariah di daerah yang mayoritas berpenduduk muslim ini sangat besar.

Untuk menggali potensi yang begitu besar, kata Yusri, maka diperlukan kerja keras dari industri keuangan syariah untuk lebih mendekatkan lagi dengan masyarakat hingga di pedesaan. Karena merekalah pangsa pasar riil dari industri keuangan syariah di Provinsi NTB yang harus digarap secara maksimal. Dengan demikian potensi yang begitu besar dalam pengembangan industri keuangan syariah di NTB bisa tercapai dan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan.

“Produk perbankan syariah di NTB sudah memadai. Hanya saja yang perlu itu adalah meningatkan layanan yang lebih dekat, sosialisasi kepada masyarakat terus digencarkan,” ujarnya.(luk)

Komentar Anda