Pelajaran Karakter Dipadukan Umum, Murid Belajar Sambil Bermain

Jauh hari sebelum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendy mewacanakan sekolah seharian penuh  (full day school), di Mataram sejumlah sekolah swasta sudah menerapkannya.  Hasilnyapun anak-anak mengaku senang  dengan aktivitas sekolah yang pulangnya sore hari.


ZULFAHMI-MATARAM


Saat koran ini tiba di komplek sekolah ini sekitar pukul 12.00 Wita Rabu kemarin (10/8),  ruang kelas kosong. Murid sekolah ini malah ramai berkumpul di ruangan cukup luas yang dijadikan sebagai ruangan istirahat.  Siang itu, peserta didik sedang mengaji sambil menunggu datangnya waktu sholat Dzuhur tiba.

Itulah aktivitas yang ditemukan di Sekolah Lentera Hati Islamic Boarding School (LHI BS) di Jalan Adi Sucipto Kota Mataram. Sekolah ini sudah menerapkan   pendidikan sistem full day school. Program ini sudah mulai diterapkan 4 tahun lalu, wacana ini dilontarkan  Mendikbud Muhadjir Efendy. Di Kota Mataram sendiri, sudah banyak sekolah yang menerapkan sistem pendidikan ini. Umumnya sekolah ini adalah sekolah swasta yang berbasis agama.

Di ruangan ini,  sudah tersedia juga bantal dan alas tidur bagi-bagi anak-anak yang ingin istirahat. Namun ketika koran ini berada di lokasi, terlihat murid kelas II ini sedang mengaji dan menyetorkan hafalan ayat-ayat pendek Alqur'an mereka kepada ustadz yang membimbing mereka selama berada di sekolah.

Setiap hari setelah anak-anak mendapatkan mata pelajaran wajib seperti sekolah biasa pada umumnya, peserta didik mengaji sambil menunggu waktu shalat tiba. Pola pengajaran di sekolah ini dikemas belajar sambil  bermain.

Di sekolah ini, peserta didik tidak memakai seragam sekolah sebagaimana sekolah-sekolah umum lainnya. Melain setiap hari peserta didikmenggunakan pakai muslim yang bebas dan rapi.

Disela-sela selesai mengaji, salah satu murid kelas  II Yudia Yustisa Peramesti menuturkan, dirinya  senang sekolah di tempat ini. Hal yang membuat dirinya betah karena banyak teman, banyak permainan dan  bisa tidur siang juga di sekolah." Sudah ada  tempat tidur juga, kalau capek belajar dan bermain kita bisa tidur," kata Tesya.

Baca Juga :  Suruji : Kasihan Siswa Miskin

Tidak hanya itu, oleh pihak sekolah juga sudah disediakan makan siang. Setelah belajar mata pelajaran wajib dan mengaji, peserta didik lalu melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Berbagai alat musik dan olah raga yang disediakan oleh pihak sekolah. " Malah lebih senang di sekolah dari pada di rumah karena tidak ada teman," tuturnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Rafi Ananda Putra selama berada di sekolah, dirinya tidak hanya mendapatkan pendidikan umum saja, tetapi pendidikan islami juga  seperti  mengaji dan menghafal Alqur'an. Setiap hari murid menghafal ayat-ayat Alqur'an lalu disetorkan atau mengulang (Moroja'ah) hafalan-hafalan mereka ." Ini baru selesai muroja'ah ayat Alqur'an " ungkap saat ditanya koran ini.

Salah seorang guru di LHIBS Ustadz Marjuzi menuturkan, kegiatan belajar mengajar berlangsung lima hari yakni dari hari Senin sampai Jumat. Hari Sabtu dan Minggu, peserta didik libur.

Setiap hari peserta didik tiba di sekolah pukul 07.00 Wita. Sampai pukul 08.00 Wita, peserta didik mengawali aktivitas sekolah dengan mengaji bersama. Setelah itu pukul 08.00 Wita melaksanakan shalat Dhuha berjama'ah sampai pukul 08.30 Wita." Sholat Dhuha, DZuhur dan Ashar harus dilakukan berjama'ah," terangnya.  Kecuali pada hari senin, mengajinya agak siang karena ada kegiatan upacara.

Setelah selesai kegiatan mengaji dan shalat Dhuha, baru peserta didik masuk kelas dan mendapatkan pelajaran umum sebagaimana sekolah umum lainnya. Setelah mendapatkan dua mata pelajaran, pukul 09.15 Wita, peserta didik diberikan kesempatan istirahat selama 45 menit.

Setelah itu pada pukul 10.00 Wita, anak-anak masuk kelas lagi dan mendapatkan mata pelajaran  bahasa Inggris atau disesuaikan dengan mata pelajarannya pada hari itu. Pada pukul 11.00 Wita, peserta didik diistirahatkan kembali, atau sudah dibebaskan dari materi wajib. Sambil menunggu waktu shalat dilakukan mengaji atau muroja'ah lagi." Biasanya pada pagi hari ada saja anak-anak yang telat, makanya sebelum shalat kita ngaji lagi mengulang untuk yang belum," tuturnya.

Baca Juga :  Full Day School Undang Beragam Reaksi

Bagi anak-anak yang sudah mengaji padapagi hari, bisa mengaji sambil memperbaiki hafalan-hafalan mereka. Polanya tidak baku, tetapi mereka bisa sambil bermain atau santai. Jelang  waktu shalat tiba, peserta didik diarahkan untuk shalat berjama'ah, setelah itu baru makan siang  dengan menu yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. '' Anak-anak bisa istirahat sampai pukul 14.00 Wita,'' jelasnya. 

Winarni Listiawati guru lainnya menuturkan, setelaj istirahat siang pembelajaran yang diterima anak-anak lebih kepada ekstrakurikuler seperti Al-Islam tentang ilmu fiqih dan aqidah akhlak, pelajaran  sempoa dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya serta  bimbingan belajar.Dalam memberikan bimbangan Al-Islam  biar tidak bosen guru biasanya menggunakan alat peraga dan  multimedia karena tergantun materi pelajaran. " Kalau tidak begitu anak-anak akan cepat bosan," paparnya.

Ia mengaku mengajar di sekolah yang pola pendidikannya  full day school  memang tidak mudah dan penuh kesabaran. ''Tetapi kalau  peserta didik sudah nyaman, mereka malahan  tidak mau pulang dan libur," terangnya.

Nurul Inayah Wakil Direktur LHIBS menjelaskan, di sekolah ini juga tidak ada istilah Pekerjaan Rumah (PR), semua tugas sudah diselesaikan di sekolah karena semuanya sudah online dan berbasis multimedia. Jadi anak-anak tidak ada lagi pekerjaan di rumah." Pulang sekolah anak-anak full bersama keluarga tanpa ada beban pekerjaan rumah," tuturnya.(*)

Komentar Anda