Penjualan Mutiara Lombok Mulai Lesu

Ilustrasi Mutiara Lombok

MATARAM—Sejumlah pengusaha mutiara mengeluhkan penurunan omset dalam beberapa bulan terakhir yang cenderung lesu. Permintaan terhadap mutiara tidak seramai tiga tahun sebelumnya.

Edy Gunarto, salah seorang pengusaha Mutiara Lombok mengaku pendapatannya menurun dalam dua tahun terakhir. Termasuk berkurangnya permintaan dari pembeli luar negeri yang sebelumnya sangat menyukai mutiara Lombok.

Untuk tetap mendapatkan penjualan yang lancar, Edy berupaya menerobos pangsa pasar internasional melalui ekspor, meski tidak sebesar beberapa tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap mutiara Lombok. Terlebih lagi saat ini banyak muncul mutiara sheel dari Cina.

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

“Saya membidik pasar Bali yang tertarik dengan mutiara “barok” untuk kerajinan perhiasan bernuansa etnik,” kata Edy, pemilik toko Sinar Abadi Mutiara, Rabu kemarin (22/3).

Baca Juga :  Ekspor Mutiara NTB Masih Bentuk Gelondongan

Mutiara “barok” merupakan mutiara air laut yang bentuknya tidak sempurna. Meksi begitu, mutiara ini tidak diragukan keasliannya. Harganya pun cukup terjangkau kisaran Rp 25 ribu hingga ratusan ribu rupiah per gramnya.

Tidak sekadar menjual mutiara, dia bahkan sangat memperhatikan kualitas dan kreativitas dalam membuat perhiasan mutiara. Tidak lain alasannya untuk meningkatkan dan memperluas  pangsa pasar.

Meskipun pasaran mutiara sedang sepi, pihaknya masih sering melayani konsumen baik dari Malaysia maupun Hongkong. Tentu dengan jumlah yang terbatas, tidak seperti tahun sebelumnya. Tapi terkadang dia juga menerima pesanan dalam jumlah besar hingga mencapai 12 kilogram.

Pasang surut berbisnis mutiara pun dilaluinya dengan konsisten. Dia menceritakan bagaimana pernah berurusan dengan petugas Bandara lantaran diminta dokumen resmi terkait mutiaranya.

Baca Juga :  Gunung Agung Erupsi, Warga Bali Mengungsi ke Lombok

Untuk meningkatkan pendapatan, pihaknya juga memberikan edukasi kepada konsumennya. Termasuk mengeluarkan sertifikat toko dan garansi bagi konsumennya selama proses pemakaian mutiara. Itu dilakukan untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menciptakan pasar mutiara yang sehat demi pariwisata NTB.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Hudayani, mengakui jika penjualan mutiara, khususnya ekspor keluar negeri terjadi penurunan dua tahun belakangan ini. “Ekspor mutiara Lombok ke sejumlah negara kalau data yang kami terima belakangan ini memang terjadi penurunan,” ucapnya.

Hanya saja diakui, dua bulan belakangan ini, yakini pada bulan Januari dan Februari 2017, sudah mulai menunjukkan peningkatan untuk ekspor dengan tujuan ke beberapa negara. “Februari tren ekspor mutiara Lombok mulai menggeliat,” singkatnya. (luk)

Komentar Anda