Petani Cabai Mataram Justru Merugi

ILUSTRASI PETANI CABAI

MATARAM– Di saat harga cabai secara nasional melambung tinggi, petani petani cabai di Mataram justru merugi. Cabai mereka rusak sebelum panen gara-gara musim hujan.” Banyak yang rusak,”

ungkap H. Mutawali Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram kepada Radar Lombok kemarin.

Dari catatan dinas, ada sekitar 25 titik tanaman padi yang mengalami gagal panen. Lokasinya tersebar di beberapa kecamatan.

Cabai rusak garena genangan air yang terlalu lama.” Lahan pertanian banyak yang terendam air dalam waktu lama dan membuat cabai rusak,” ungkapnya.

Dikatakan Mutawali, sudah beberapa hari ini harga cabai di beberapa pasar tradisional melambung tinggi menyentuh harga Rp 100 ribu per kilogram. “ Saat ini harga satu kilo itu 100 ribu di pasar,” ungkapnya.

Baca Juga :  Angka Pengiriman Gerabah Anjlok

Selain produksi cabai turun, kebanyakan petani menjual hasil tanaman mereka ke luar daerah sehingga ketersediaan cabai di Kota Mataram berkurang. Alasan petani  menjual keluar daerah, sebab harga cabai di sana lebih tinggi di banding harga di sini.

[postingan number=3 tag=”cabai”]

Tindakan menjual cabai ke luar daerah sudah diketahui oleh pemerintah. Tetapi katanya, dinas tidak bisa melarang karena petani tentu ingin mendapat keuntungan yang lebih besar. Dinas Pertanian hanya meminta para petani untuk tidak menjual habis semua hasil produksi mmereka ke luar daerah." Kita minta sebagian disisakan untuk dijual di dalam daerah, terutama para petani yang mendapatkan bantuan pupuk dari pemerintah,” kata Mutawali.

Penerimaan bantuan dari pemerintah diminta menyisakan sekitar 20 persen dari hasil produksi untuk di jual di pasar lokal atau dalam daerah. Saat ini produksi cabai di Kota Mataram mencapai 10 ton per hektar. Tetapi lahan seluas ini tidak ditanami cabai sekaligus polanya dengan menanam cabai sebanyak  20 hektar setiap bulan. Pola ini bisa menekan kerugian petani.

Baca Juga :  Kekeringan, Petani Tembakau di Loteng Mengadu ke Pemda

Salah satu petani cabai di Lingkungan Tegal Kelurahan Selagalas, Sonhaji, mengaku lahan pertanian cabai miliknya rusak sejak beberapa minggu yang lalu rusak diakibatkan karena hujan.” Tanaman cabai saya rusak terendam air hujan,” tuturnya.

Aji mengaku ada sekitar lima are cabainya rusak, padahal kalau tidak rusak dengan harga cabai yang mahal seperti ini ia bisa berharap untung banyak.” Mau gimana lagi sudah musibah belum rejeki,” ungkapnya pasrah.(ami)

Komentar Anda