MATARAM—Kepolisian Daerah (Polda) NTB mengisyaratkan memberikan izin penyelenggaraan tabligh akbar dalam rangka safari dakwah spirit 212 Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang rencananya menghadirkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Lombok Tengah 29 Januari mendatang.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono mengatakan,semua orang atau masyarakat menurutnya mempunyai hak untuk membuat kegiatan. Apalagi pemerintah Lombok Tengah sebagai pemilik tempat sudah memberikan izin untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut. ‘’ ‘’ Tidak ada masalah menyelenggarakan tabligh. Yang terpenting tidak membuat keributan dan yang namanya orang mau tabligh masa kita mau larang. Pemilik tempat juga kan sudah memberi izin, ya silahkan saja,’’ katanya Kamis kemarin (19/1).
Panitia penyelenggara sudah melengkapi pesyaratan pengajuan izin. Maka izin tabligh akbar tersebut bisa dikeluarkan kepolisian. Karena itu menurutnya adalah pelayanan kepada masyarakat. " Ya mengamankan jaminannya. Karena izin itu adalah jaminan keamanan. Insya Allah bisa (diberikan izin, red). Nanti kan dinilai apakah panitia bisa diizinkan atau tidak,’’ katanya.
Kapolda meminta komitmen penyelenggara supaya mentaati peraturan yang ada. Kemudian juga tidak memprovokasi massa. " Ya intinya untuk betul-betul berdakwah dan tabligh," harap Kapolda.
Terkait dengan pengamanan yang akan dilakukan. Jenderal polisi bintang satu ini mengatakan sama saja dengan pengamanan yang dilakukan terhadap kegiatan lainnya. " Pengamanan ya biasa saja seperti yang kita lakukan dalam kegiatan lainnya," tandas Umar.
Rencana kedatangan Habib Rizieq Shihab untuk mengikuti tabligh akbar ditolak dari sejumlah ormas. Massa dari Badan Ansor Anti Narkoba (Baanar) NTB,Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) NTB,Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), HIMMAH NW,Pemuda NW dan Banser NTB yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Kebangsaan melakukan aksi demonstrasi di Polda NTB.
[postingan number=3 tag=”izin”]
Massa aksi menilai, jika Habib Rizieq Shihab hadir maka dikhawatirkan suasana NTB yang saat ini sudah aman dan damai berubah menjadi tidak kondusif. Atas dasar itu juga, massa aksi meminta kepada kapolda untuk tidak memberikan izin keramaian. ”Kami bukan menolak ulama untuk berdakwah, tetapi kami menolak Habib Rizieq Shihab karena takutnya nanti dakwahnya bisa memprovokasi jamaah yang bisa membuat NTB tidak stabil,” ungkap Abdul Mukmin ketua HIMMAH NW Lombok Timur di depan Polda NTB, Kamis kemarin (19/1).
Koordinator Umum (Kordum) sekaligus ketua Baanar NTB Abdul Majid menyampaikan sebenarnya banyak ulama yang lebih mampu dari Habib Rizieq Shihab dalam menyampaikan dakwah secara halus dan lembut. Menurutnya, jangan sampai kedatanganya ke Lombok malah melunturkan budaya Lombok yang dikenal sopan dan baik.
”Intinya kami tidak setuju Habib Rizieq Shihab datang ke Lombok karena jangan sampai melakukan provokasi sama masyarakat dan merusak nilai-nilai moral yang tertanam di daerah ini,” ungkapnya.
Pihaknya tidak menginginkan bibit-bibit intoleransi berkembang di NTB.”Kami tidak mau ada ormas intoleran di NTB sehingga kami minta agar jangan sampai memberikan izin keramaian tersebut,”tambahnya.
Massa akhirnya diterima oleh Kapolres Mataram AKBP Heri Perihanto bersama Karo Ops Polda NTB Kombes Pol Dewa Putu Maningka Jaya. Massa lalu aksipun menyerahkan surat tuntutan agar tidak memberikan izin kepada Habib Rizieq Shihab untuk melakukan dakwah di NTB.”Kami akan sampaikan k semua tuntutan yang disampaikan,” ungkap Kombes Pol Dewa Putu Maningka Jaya. Mendengar hal tersebut massa akhirnya membubarkan diri dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian Polres Mataram beserta Polda NTB.
Terpisah Ketua PW NW NTB, Raden TGB KH M Zainuddiin Atsani dalam siaran persnya mengatakan, Nadhlatul Wathan (NW) adalah organisasi yang didirikan Maulansyaikh TGKH Zainuddin Abdul Majid, jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. Bahkan organisasi NW ikut menempatkan pondasi berdirinya NKRI yang memiliki keragaman baik suku bangsa, ras, budaya dan agama. "Indonesia merupakan Negara yang majemuk, multikultural, multietnis, multi ras, dan suku, maka NW berposisi mengakomodir keberagaman dalam bingkai harmonisasi kebangsaan, NW tidak mengenal paham radikalisme, paham kekerasan, paham extrim yang bisa mengguncangkan kesatuan NKRI,'' katanya.
Pada prinsipnya, kata Raden TGB KH M Zainuddiin Atsani NW menjunjung tinggi Islam Rahmatan Lilalamin. Artinya Islam yang memberikan kesejukan bagi semua manusia di muka bumi ini, bukan hanya orang beragama Islam saja tapi bagi orang yang bukan penganut agama Islam.
"Inilah prinsip yang dipegang organisasi NW baik dalam pergaulan keagamaan dan bernegara,"jelasnya.
Terkait adanya aksi dari Koalisi Kebangsaan di Mapolda NTB untuk menolak kedatangan Habib Rizieq yang diikuti juga pemuda dan mahasiswa NW, menurutnya, itu murni bagian dari ekspresi dan hak setiap orang dalam mengeluarkan pendapat. "Kan ini negara hukum. Semua orang berhak mengeluarkan pendapat. Pro dan kontra itu adalah suatu yang lumrah terjadi," tegasnya.
Saat ini kosentrasi pihaknya sedang fokus pada pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) NW NTB ke- 13 di Mataram yang akan berlangsung pada tanggal 28-30 Januari 2017. '' Kami tidak punya waktu untuk mengurus hal yang lain. Apalagi hal-hal yang tidak ada kaitan dengan kegiatan organisasi NW."Kami sedang konsentrasi sukseskan Muswil NW NTB,"pungkasnya.(gal/cr-met/yan)