Proyek Usulan NTB akan Masuk Musrenbangnas

LINGKAR UTARA: Jalan raya lingkar utara dari Pemenang sampai Sembalun sepanjang 80 kilometer akan dilebarkan tahun ini. Pelebaran jalan ini agar wisatawan semakin mudah ke Sembalun dan juga Rinjani.

MATARAM – Belasan proyek-proyek besar di Provinsi NTB akan masuk dalam pembahasan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Hal tersebut sekaligus sebagai tindaklanjut dari hasil rapat terbatas antara pemerintah provinsi (Pemprov) NTB dengan Presiden RI Joko Widodo.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Ridwan Syah menyampaikan, proyek-proyek yang diusulkan NTB tidak bisa hanya membicarakannya dengan Presiden. "Insya Allah, akan kita bahas lagi dalam pertemuan dengan kementerian dan lembaga di pusat," terangnya kepada Radar Lombok, Minggu kemarin  (26/2).

Oleh karena itu, dipastikan usulan tersebut akan menjadi pembahasan pada forum rapat koordinasi (Rakor) teknis nasional dan Musrenbangnas. Rencananya, rakor tersebut akan berlangsung pada bulan Maret hingga April mendatang.

Saat ini, Pemprov NTB sedang melakukan pemetaan atas semua proyek tersebut. Misalnya melakukan pengecekan lokasi proyek yang akan dibangun. "Kita sedang cek juga kesiapan lapangan atas pemenuhan readiness kriterianya," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) provinsi NTB tersebut.

Sejauh ini, proyek-proyek yang sudah siap dibangun yaitu pelebaran jalan di lingkar utara. Rencananya akan dibangun mulai dari Pemenang sampai Sembalun sepanjang 80 kilometer. Jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam proyek tersebut sekitar Rp 700 miliar.

Menurut Ridwan Syah, pelebaran jalan sangat penting dilakukan. Mengingat, dalam waktu dekat Gunung Rinjani akan diumumkan menjadi geopark dunia. "Biar mempermudah akses wisatawan dari destinasi wisata di selatan ke Geopark Rinjani. Kan tahun ini ditetapkan Rinjani jadi geopark dunia, kalau jalan sih memang rata-rata sudah siap dimulai pembangunannya" ucap Ridwan.

[postingan number=3 tag=”proyek”]

Baca Juga :  Kantongi Izin, Proyek Transmart Boleh Dilanjutkan

Selain itu, proyek yang sudah siap yaitu bendungan Bringin Sila di Sumbawa. Biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 1,4 triliun. Ada juga bendungan Tanjuk, Bintang Bano dan bendungan Mila. "Kalau bendungan di Meninting, Lombok Barat itu masih proses," katanya.

Biaya pembangunan bendungan Meninting membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Diperkirakan, untuk bisa menuntaskan proyek tersebut, membutuhkan dana mencapai Rp 1,5 triliun. Pembangunan bendungan Meninting juga telah diusulkan ke presiden saat rapat terbatas beberapa waktu lalu.

Sementara untuk bandara, yang sudah siap dibangun yaitu proyek perpanjangan landasan pacu bandara Sultan Salahudin Bima. Tahun 2018 mendatang, proyek tersebut sudah dimulai dengan anggaran biaya mencapai Rp 200 miliar. "Tapi ada masalah sungai yang harus dibelokkan dulu. Proyek ini untuk antisipasi arus kunjungan ke pulau Komodo. Biar orang yang pergi ke Komodo lewat Bima saja," terang Ridwan.

Untuk pelabuhan, yang sudah siap yaitu pelabuhan Kilo di Kabupaten Dompu. Disana, pembebasan lahan telah dilakukan. Begitu juga dengan penyusunan Feasibility Study (FS) dan Detail Enginering Design (DED) telah rampung.

Biaya pembangunan pelabuhan tersebut mencapai Rp 400 miliar. Tujuan utamanya agar bisa dimanfaatkan untuk ekspor jagung dari Dompu ke luar daerah seperti Jawa. "Ekspor jagung ini juga keluar negeri, yang sering itu ke Filipina dan Vietnam," kata Ridwan.

Beberapa proyek lain yang diusulkan yaitu jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok (BIL) ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Proyek sepanjang 25 kilometer tersebut dihajatkan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan ke KEK Mandalika.

Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 1,7 triliun. Saat ini masih dalam proses penyusunan FS dan DED. "Yang diprioritaskan oleh pusat tentunya yang sudah siap saja, sementara yang belum siap kita targetkan paling lambat tahun 2019," ujarnya.

Baca Juga :  Progres Proyek Puskesmas Baru 40 Persen

Ada juga proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di KEK Mandalika. Hal ini sebagai upaya menyiapkan kebutuhan para wisatawan yang berkunjung. Jumlah anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 200 miliar. "Pariwisata memang prioritas kita, jalan di lingkaran utara Pulau Sumbawa juga kita akan bangun dengan biaya Rp 2 triliun," imbuhnya.

Untuk menunjuk pariwisata di pulau Lombok, akan dibangun juga jalan lingkar selatan dari Lembar-Sekotong-Mandalika-Pantai Pink. Biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 3,4 triliun dengan panjang jalan 177 kilometer. Proyek ini juga bisa mengakomodir harapan Pihak Pelindo III yang menginginkan adanya akses jalan lebih mudah dari pelabuhan Gili Mas ke wilayah Mandalika Resort.

Untuk pengembangan BIL, sesuai rencana akan dilakukan perpanjangan runway dari 2.750 meter menjadi 3.000 meter. Tujuannya agar bisa melayani pesawat berukuran besar. "Nanti bisa back-up embarkasi haji. Kita juga akan lakukan perluasan terminal, perluasan appron dan juga taxi Way. Untuk perpanjangan runway ini akan dianggarkan melalui dana Angkasa Pura pada tahun 2018 sebesar Rp 250 miliar," jelas Ridwan.

Proyek yang belum jelas, bahkan terancam batal yaitu janji Jokowi pada Hari Pers Nasional (HPN). Pembangunan jalan bypass Lembar-Kayangan dengan biaya sekitar Rp 4,7 triliun tersebut terancam batal. Pasalnya, Jokowi meminta proyek sepanjang 103 kilometer tersebut dikaji ulang azaz manfaatnya. (zwr)

Komentar Anda