September, Nilai Ekspor NTB Minus 37,16 Persen

KERAJINAN: Produk kerajinan bahan anyaman menjadi andalan Provinsi NTB tembus pasar ekspor. Hanya saja, bulan September ekspor produk kerajinan ini mengalami penurunan cukup signifikan (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat nilai ekspor Provinsi NTB bulan September 2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan, bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada bulan Agustus 2016. Penurunan ekspor cukup besar dialami untuk produk kerajinan dan anyaman.

Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Triwahyu Ningsih menyebut bahwa nilai ekspor Provinsi NTB pada bulan September minus 37,16 persen untuk sebagian besar produk ekspor NTB. Produk kerajinan seperti jerami atau bahan anyaman terjadi penurunan volume ekspor dan juga berdampak terhadap nilai ekspor.

“Penurunan nilai ekspor komoditas bahan anyaman atau jerami minus mencapai 62,10 persen,” kata Endang di Mataram, Senin (17/10).

Selain jerami atau bahan anyaman yang mengalami penurunan nilai ekspor, pengiriman buah-buahan seperti lemon dan lainnya dari Provinsi NTB ke berbagai negara juga menurun. Ekspor untuk komoditas buah-buahan turun mencapai minus 95,83 persen. Jika pada bulan Agustus nilai ekspor untuk buah-buahan asal NTB mencapai US$ 2.880, maka di bulan September turun menjadi US$ 120 atau minus 95,83 persen.

Baca Juga :  Oktober Nilai Ekspor NTB Anjlok 25,67 Persen

Begitu juga dengan produk bahan anyaman/jerami, jika nilai ekspor di bulan Agustus mencapai US$15,901, maka di bulan September turun menjadi US$ 6,026 atau minus mencapai 62,10 persen.

Hal yang sama juga dialami berbagai produk kerajinan yang termasuk dalam barang kiriman lainnya, juga mengalami penurunan nilai ekspor dan volume barang yang dikirim. Jika pada bulan Agustus nilai ekspor untuk barang kiriman ini mencapai US$8,797 maka di bulan September turun menjadi US$7.567 atau minus 13,99 persen.

Baca Juga :  Nilai Ekspor NTB Turun 95,73 Persen

Endang mengatakan, penurunan nilai ekspor tidak hanya terjadi di komoditas kerajinan dan hasil pertanian Provinsi NTB, tapi juga ekspor untuk produk barang tambang galian non migas juga mengalami penurunan. Jika ekspor di bulan Agustus untuk barang tambang galian non migas sebesar US$ 226.589.867, maka di bulan September turun menjadi US$142.197.535 atau minus sebesar 37,24 persen.

Begitu juga dengan ekspor untuk barang garam, belereng dan kapur dari US$34,277 di bulan Agustus turun menjadi US$27.451 atau minus 19,91 persen. “Yang tumbuh positif untuk ekspor NTB di bulan September itu adalah sayur-sayuran yang tumbuh sebesar 29,84 persen,” pungkas Endang. (luk)

Komentar Anda